Akibat Serangan dari Tikus |
Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan dengan menggunakan varietas tebu tahan hama dan penyakit,
menjaga kebersihan kebun, pergiliran pola tanam, dan penggunaan pestisida. Beberapa
hama yang sering menyerang ialah hama
penggerek pucuk (Tryporyza novella F.),
hama penggerek batang (Chilo
sacchariphagus), tikus (Rattus
argentiventer), dan ulet (Lepidiota
stigma). Dari beberapa hama tersebut yang paling banyak menyerang ialah
hama penggerek pucuk, hama tikus dan hama penggerek batang. Tanda-tanda
serangan tikus ialah bagian bawah batang terdapat lubang bekas gigitan tikus
dan bisa mengakibatkan tebu roboh. Serangan tikus dalam jumlah yang cukup besar
dapat mengakibatkan gagal panen atau penebangan dini. Serangan tikus di daerah
tertentu terjadi hampir setiap tahun, sehingga kemungkinan kerugian sangat
besar. Pada daerah yang berbatasan dengan sawah perlu adanya kerjasama dengan
petani padi untuk mengamati adanya serangan tikus pada tanaman padi. Segera
setelah panen, dilakukan gropyokan dan pengasapan pada lubang-lubang
persembunyian maupun pemasangan umpan beracun.
Akibat Serangan Penggerek Pucuk |
Tanda-tanda serangan
penggerek pucuk ialah pada ibu tulang
daun terdapat lorong gerekan, deretan
lubang gerekan melintang pada helai daun, lubang teratur, lorong gerek yang
lurus di bagian tengah pucuk tanaman sampai ruas muda dibawah titik tumbuh, titik
tumbuh mati, daun muda menggulung dan kering. Teknik pengendaliannya dengan
melepaskan musuh alaminya yakni menggunakan Trichogramma
japonicum dan Trichogramma
australicum. Pengendalian awal dengan pemasangan pias. Pemasangan pias
berfungsi sebagai tempat meletakan telur Trichogramma
japonicum dan Trichogramma
australicum
Akibat Serangan Penggerek Batang |
Tanda serangan penggerek
batang ialah bercak putih bekas gerekan pada daun, lorong gerekan pada bagian
dalam pelepah dan ruas, terkadang titik
tumbuh mati, daun muda layu, satu batang biasanya terdapat lebih dari satu
penggerek. Pemberian pias sama dengan teknik pengendalian pada hama penggerek
pucuk. Teknik pengendaliannya dengan disemprot
dengan air sabun yang dicampur dengan minyak tanah. Fungsi air sabun (detergen)
ialah untuk meratakan campuran dan pelekat agar air dan minyak tanah dapat
homogen, serta menurunkan tegangan pada permukaan daun. Dosis aplikasi 1 hektar
lahan ialah 10 liter air, 1 liter sabun dan 2 liter minyak tanah yang dicampur
hingga homogen.
No comments:
Post a Comment